
Penulis : Oswaldo de Rivero
Tahun : 2008
Penerbit : Pustaka Pelajar
Setelah Millenium Development Goals dideklarasikan yang antara lain bertujuan menghilangkan kemiskinan, buta aksara, dll. Secara eksklusif, Indonesia pun bermimpi menjadi Indonesia sebagai salah satu kekuatan besar dunia dalam bidang kemajuan, melalui visi Indonesia 2030. Visi ini mencerminkan bahwa pemerintah telah menyadari kekalahannya dalam permainan ekonomi global dan mencoba bangkit dari tidur untuk menggapai the Indonesia Dreams.
Disadari atau tidak sederet persoalan sosial masyarakat dunia di atas merupakan imbas dari tata dunia yang tidak memberikan ruang bermain yang stabil, juga tidak memberikan tempat berkeadilan bagi seluruh penduduk dunia. Dalam menghadapi tantangan abad 21, negara-negara Asia, Amerika latin dan Afrika masih dipenuhi dengan proyek nasional yang tidak sukses. Tingkat kemiskinan yang kian parah telah menghambat pembangunan nasional mereka.
Istilah negara berkembang terkesan menawarkan optimisme bahwa suatu hari nanti negara tersebut akan mencapai perkembangan sebagai mana yang telah dicapai oleh negara maju. Benarkah demikian?
Oswaldo de Rivero, yang secara tegas menyatakan keberkembangan negara berkembang hanyalah mitos. Sebuah mimpi yang diberikan negara-negara yang terlebih dahulu merasakan kemakmuran, kesejahteraan, dan kemapanan yang yang menebarkan pengaruhnya dalam bentuk wacana ideologis disertai bumbu hegemoni dan dominasi.
Pada masa sekarang ini masa depan suatu negara makin ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain ditentukan oleh jumlah ilmuwan dan teknisi yang dimiliki suatu negara juga oleh anggaran belanja negara yang dialokasikan bagi penelitian keilmuwan dan teknologi serta oleh produksi perangkat lunak yang dihasilkan.
Sementara negara-negara berkembang yang penduduknya mencakup 75% dari total penduduk dunia hanya memiliki 7% dari jumlah total ilmuwan dan teknisi yang ada didunia, menganggarkan kurang lebih 2% dari investasi dunia di bidang riset dan pengembangan ilmu pengetahuan serta hanya memproduksi 3% perangkat lunak.
Pengalaman dari abad ke 20 mengindikasikan bahwa banyak diantara negara yang secara salah telah dikategorikan sebagai negara berkembang, ternyata tidak sedang menapaki jalur untuk menjadi negara industri (NICs) Newly Industrialised Countries. Justru mereka sedang tergelincir dan jatuh menuju status negara yang tidak berkemampuan untuk berkembang.
Sumber: Sindo, Minggu 26 Oktober 08. Hal. 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Komentar Pilih: Name/URL