Dualisme ekonomi sering juga disebut dengan dual economic model atau model ekonomi ganda. Tokohnya, tokohnya pencetus konsep ini adalah seorang Belanda yang bernama H. J Boeke. Ia mengatakan bahwa perkembangan ekonomi dinegara-negara kolonial termasuk Indonesia mengalami perkembangan ganda.
Terjadinya kolonialisasi itu ternyata telah merubah sistem ekonomi suatu bangsa menjadi kapitalis. Ketika Belanda datang ke Nusantara sistem ekonominya masih menggunakan sistem ekonomi subsisten (tradisional). Kedatangan Belanda ternyata telah merubah sistem ekonomi subsisten tersebut. Bukti kongkritnya adalah adanya mata uang sebagai alat tukar. Dulu sebelum kedatangan Belanda masyarakat di nusantara masih menggunakan sistem barter.
Sistem ekonomi subsisten memiliki karakteristik yaitu produksi untuk kebutuhan sendiri atau keluarga. Orientasinya pada kelangsungan hidup. Pada jaman dulu dalam ekonomi subsisten ini belum ada istilah "uang" sebagai alat tukar-menukar. Mereka mereka yang belum tercukupi kebutuhannya bisa tukar menukar barang (barter) dengan tetangga atau kerabatnya. Begitulah jaman dulu baca juga bukunya Rafles dengan judul "economic of Java".
Tentu saja sistem barter memiliki banyak kekurangan dan kelemahannya. Disamping tidak ada nilai tukar, juga sifatnya sangat subjektif. Sedangkan untuk sistem ekonomi yang lain yaitu kapitalis lebih berorientasi pada profit, mekanisme pasar, suply-demand. Didalam sistem ini menggunakan uang sebagai alat tukar-menukar. Sehingga ada nilai tukar. Dengan adanya nilai tukar akan menjadi semakin jelas. Misalnya beberapa ons sayur dengan harga sekian rupiah.
Filsafat uang oleh Georg Simmed, uang memiliki dampak ke masyarakat modern. Uang memiliki kemampuan kuantitatif, apa ya.. gampangnya mengkuantittaskan (yaitu dari kualitas menjadi kuantitas). Sehingga uang dapat mengobjekkan, yang tadinya subjektif menjadi objektif. Uang ini juga merupakan instrumen penting di dalam ekonomi kapitalisme.
Lalu kemudian apa yang menyebabkan dual economic? Boeke mengatakan proses kolonialisasi menghasilkan dual economic karena sebelum ada sistem kapitalisme sudah ada terlebih dahulu yaitu sistem ekonomi subsisten. Akibatnya sistem ekonomi subsisten berjalan bersamaan dengan sistem ekonomi kapitalisme. Sistem baru tidak mampu memberantas semua. Transformasi yang belum selesai akibatnya muncul dualisme ekonomi.
Di Indonesia saya kira udah banyak contohnya, kenyataannya sistem ekonomi subsisten berkembang dan begitu pula sistem ekonomi kapitalisme. Tidak ada transformasi kemudian muncul dual sector. Yang sering kita sebut dengan sektor formal dan sektor informal..
Informasi ini diambil dari kuliahnya Prof. Dr. Heru Nugroho. Silahkan bagi temen-temen yang ingin berbagi pengalaman seputar topik diatas. Sumonggo.. :D
terimakasih atas info nya
BalasHapusditunggu update nya gan
menarik banget info nya gan
BalasHapusterimakasih sudah berbagi info nya
senang sekali bisa berkunjung ke blog anda
BalasHapusyang artikel nya sangat menarik
terus berkreasi gan
bagus dan sangat bermanfaat gan
BalasHapusterimakasih sdah di share info nya
menrik sekali untuk dibaca
BalasHapusterimakasih atas info nya
sukses terus gan
update nya menarik sekali
BalasHapusdan mudah dipahami
terus berkreasi gan