14 Mei 2010

Variasi Pilihan Papol di Ponpes Al-Munawwir Krapyak

Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa peran tokoh dalam sebuah lembaga pendidikan pesantren sangat menentukan pemilihan konstituen dalam pemilu. Apalagi tokoh tersebut menjadi panutan bagi masyarakat. Dalam sebuah masyarakat, peran elite agama dan elite penguasa cukup memberikan pengaruh dalam berbagai bidang kehidupan. Baik di bidang pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, hukum, maupun politik. Kelompok elite tersebut antara lain aparat pemerintah dan tokoh masyarakat. Salah satu tokoh masyarakat yang memiliki peran penting dalam bidang politik adalah kiai.Namun demikian, pemilu 2009 adalah pemilu yang berbeda dari pemilu-pemilu sebelumnya. Setidaknya ada dua hal yang dirasakan langsung oleh santri. Pertama, meningkatnya otonomi (atau otoritas) santri dalam menentukan pilihan politik. Kedua, santri sudah tidak takut lagi untuk mengemukakan pendapat politiknya, bahkan kritik terhadap pemerintah merupakan hal yang dianggap biasa. Loyalitas santri terhadap kiai juga mengalami perubahan berkenaan dengan situasi politik saat ini yang lebih demokratis. Kehidupan berdemokrasi sebagaimana dipahami dan dipraktikkan dalam politik modern, tidak dapat terbayangkan tanpa kehadiran pemilihan umum yang demokratis. Pemilu demokratis merupakan prosedur bagi kompetisi elite atau kelompok elite politik yang kekuatannya sebagian ditentukan oleh perolehan suara dalam setiap pemilu. Karena itu, alasan mengapa orang memilih sebuah partai politik tertentu merupakan masalah yang tidak hanya menarik secara intelektual tetapi juga secara praktis.

Permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah : Mengapa santri Al-Munawwir bervariasi dalam pemilu tahun 2009, meski mereka berada dalam satu pesantren?

Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukan penelitian di Ponpes Al-Munawwir dengan mengambil metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Dalam penelitian ini diambil beberapa santri Al-Munawwir yang ikut berpartisipasi dalam pemilu, sebagai informan. Analisis penelitian ini mencakup hasil wawancara dengan santri dan pihak-pihak terkait, serta berasal dari data sekunder. Analisis pembahasan diawali dengan wawancara kemudian mereduksi data dan menjabarkan hasil penelitian.

Bagi santri, untuk mengambil keputusan memilih partai, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Pertimbangan tersebut terdiri dari pertimbangan yang bersifat rasional dan irrasional. Pertimbangan irrasional yakni berdasarkan pada figur/tokoh (kiai), dan organisasi keagamaan. Mereka adalah kelompok santri ma’arif dan santri salafiyah. Sedangkan santri yang berpikir rasional yakni santri ma’had Al-Ali, yang merupakan mahasiswa di perguruan tinggi Al-Munawwir. Pilihan rasional yang diwujudkan dengan mengenali visi dan misi partai politik yang berkompetisi dalam pemilu, serta mempertimbangkan beberapa hal, yakni pemimpin prorakyat yang memiliki program kerja lima tahun ke depan serta mampu dilaksanakan di lapangan.

Dengan demikian partisipasi pilihan partai politik santri Al-Munawwir bersifat heterogen, di mana suara para pemilih tidak terpusat pada parpol tertentu saja, tetapi tersebar ke dalam beberapa partai politik lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Komentar Pilih: Name/URL