04 September 2009

Buber : Santri Pondok Al-Muhsin Krapyak Yogyakarta

Buka bersama dengan teman-teman santri al-Muhsin desa Krapyak hari ke 14 puasa di Bulan Ramadhan. Baru pertama kali Buka bersama dengan teman-teman mahasiswa yang tinggal disebuah pondok pesantren. Memang kesempatan yang bagus bisa buka bersama dengan mereka sekaligus bisa bincang-bincang mengenai agama dan politik dikalangan kyai dan santri. Sambil ngaburburit nunggu waktu berbuka tiba. Ya dari pada ngaburburit yang tidak syar'i malah nambah dosa aja.

Di pondok tersebut ini di huni kurang lebih 300 santri dari berbagai daerah, kebanyakan mereka masih kuliah di Yogyakarta di kampus Yogyakarta. Ada sebagian yang kuliah di Universitas Negeri tapi banyak juga yang Swasta. Mereka memilih tinggal di dalam pondok supaya selain kuliah bisa sambil belajar tentang agama Islam, karena kebanyakan mahasiswa lebih banyak waktu luangnya di rumah maka sangat relevan kalau kemudian sisa waktu yang mereka gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti belajar ilmu dien. Disini memang kebanyakan pondok dari tradisi NU merupakan salah satu komplek pondok Al-munawwir Krapyak. Ada beberapa pondok yang berdiri disini antara lain Pondok Al-Munawwir, Pondok Ali Maksum, dan Pondok Al-Muhsin. Pondok al-Muhsin ini memang disediakan bagi para mahasiswa maupun mahasiswi yang sedang melanjutkan kuliahnya di kota Yogyakarta. Dari segi fisik bangunan tersebut saya kira cukup modern, tidak lagi seperti pondok-pondok pesantren jaman dulu, sekarang bangunannya udah permanen, bersusun tiga (ada tiga lantai) dan ada satu masjid di dalam Pondok. Setiap pondok pesantren memiliki masjid sendiri.

Menurut mereka pondok pesantren ini berjalan sendiri-sendiri,memiliki tokoh sendiri pula, memiliki kyai sendiri yang menjadi panutan mereka, dan memiliki manajemen yang sendiri walaupun secara teritorial mereka masih dalam satu desa. Dari segi partisipasi politik mereka sangat partisipatif terutama dalam keikutsertaannya dalam pemilihan umum pada tahun 2009 kemarin. Ini sangat menarik, kemudian partisipasi seperti apa? Apakah dalam partisipasinya memilih calon wakil rakyat (caleg), calon Presiden & wakil Presiden merupakan pilihan mereka sendiri tanpa ada pengaruh dari luar semisal pengaruh sang kyai? Atau memang mereka menggunakan hak pilihnya berdasarkan referensi atau pengaruh dari kyai? Ada yang bisa membantu menjawab? Terimakasih sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Komentar Pilih: Name/URL