30 Oktober 2009

Negara Sekuler, Siapa?

Pernyataan Menteri Imigrasi Prancis mengenai burqa menjadi buah bibir di berbagai media Prancis. Eric Besson menyampaikan bahwa pemakaian burqa atau pakaian muslim yang menutupi kepala hingga ujung kaki tidak sesuai dengan jati diri bangsa Prancis. Terlebih jika burqa dikenakan di tempat umum seperti di ruas-ruas jalan. (Sumber: liputan6.com.)

Sistem politik di negara sekuler memang sangat biadab, negara sekuler mengingingkan rakyatnya menjadi orang yang tidak beradab dengan menanggalkan jilbab mereka saat di tempat umum. Ini sangat bertentangan dengan Islam, seharusnya umat Islam di Perancis tidak harus taat kepada pemimpin mereka kalau mereka mengajak pada perbuatan yang jelek dan bertentangan dengan ajaran Islam. Pelarangan mengenakan jilbab bagi wanita muslim sangat kontradiksi dengan ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad Salallahu'alaihi wa salam.

Kalau kita bicara soal negara sekuler memang banyak macamnya, tapi tetap semuanya itu jelek. Sekuler ala Turki, dan Perancis berbeda dengan sekuler ala Amerika. Kalau sekuler ala Turki-Perancis itu sangat jelas, bahwa simbol-simbol agama itu tidak diperkenankan masuk keruang publik (public sphere), jadi agama benar-benar milik privat. Makanya kemudian orang memakai jilbab sebagai simbol agama Islam itu tidak diperkenankan kalau keruang publik, demikian juga orang non-muslim / nasrani yang membawa simbol-simbol salib itu juga tidak diperkenankan masuk keruang publik.

Sementara model yang lain (Amerika) itu diperkenankan mengekspresikan keberagamaannya termasuk simbol-simbol yang mereka pakai tetapi ia harus tunduk pada apa yang disebut dengan prinsip kebebasan beragama kemudian negara menjamin hak warga negaranya untuk mengekspresikan agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

Jadi kesimpulannya adalah negara Perancis dan Turki itu tidak lebih baik dari Amerika, ternyata justru negara Turki dan Perancis masih mempersoalkan soal jilbab sedangkan di Amerika sendiri kaum muslimah diberi kebebasan untuk memakai jilbab sebagi penutup aurat wanita dan mengekspresikan agama mereka.

Saya agak berbeda pendapat dengan sahabat Maey sebagaimana yang ditulis dalam blog beliau yang berjudul negara sekuler terbesar dunia adalah Indonesia, saya kurang sepakat sebab di Indonesia masih diberi kan kebebasan untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing tanpa ada rasa khwatir menjalankannya, bahkan negara ikut mengatur melalui Departemen Agama dan MUI, bangsa kita sangat menjujung tinggi nilai-nilai agama. Jadi negara Indonesia bukan negara sekuler. Negara sekuler sejatinya adalah Turki, Perancis, As dan sebagian negara Eropa lainnya.

Semoga kaum muslim dan muslimah Perancis tetap pada konsisten untuk tetap mengenakan jilbab dan menutup aurat mereka di tempat umum, atau kalau terpaksa hijrah aja ke Indoensia, masih banyak tempat yang kosong untuk dijadikan tempat tinggal dan melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah di ajarkan oleh Islam.

2 komentar:

  1. yayaya. . karena diundang untuk ber-comment saya komentar deh!

    Secara kasat mata memang kita mengukur masihkah ada iman di hati melalui fisik. Melalui penggunaan pakaian yang sesuai dengan aturan agama. .

    Saya belum detail membaca mengenai negara Prancis. Kalo Turki, ya memang sejak Kemal At-Tatturk, makin lama makin sekuler aja (prihatin, karena yang banyak diekspos di buku pelajaran adalah semangat 'revolusi'nya, bukan dosanya membuang agama dari kehidupan masy). Kalo Amrik, namanya negara demokrasi yha silahkan mau bagaimana. Tapi Islam-pun di sana gak bebas2 amat. Hitam di atas putih sih begitu. . Tapi nyatanya??. . .pikiran sebagian generasi muda Islam di Amrik juga rentan terhadap sekulerisme, wong ditakut2i sama isu terorisme, fundamentalis, . kerjaan CIA gitu dehh. .

    enough?? Sekarang waktunya membela diri. . hohoho...

    yha memang bener sih mas, Indonesia itu masih melindungi hak warga negara untuk melakukan ajarannya. Hukum tertulis memang begitu. .
    tapi yang saya maksud di tulisan itu adalah sekulerisasi secara halus, bukan pada hukum berpakaian, melainkan pemikiran, budaya serta gaya hidup yang sudah makin kuntara ehh. . maaph2. . kentara gejala-gejala anti-agamanya. Ndak perlu saya sebutkan satu-satulah. . capekk. .

    dan masalah terbesar atau tidak,, Wallohu'alam. saya pakek kalimat itu sebagai anekdot saja. Pengibaratan yang seharusnya membuat kita turut malu. Katanya negara Islam terbesar di Indonesia, tapi kok kelakuannya sekuler banget.. nget!!

    Naudzublliah!! Semoga segala persoalan, kerumitan, teguran berupa bencana, membuat melek saudara muslimin dan muslimat. .
    Amin. .

    BalasHapus
  2. wah makasih untuk komennya, yayaya, saking panjangny jadi kecetit ya nulis kentara aja malah jadi kuntara, haha. ni pasti disengaja :)) yo wis rapopo..

    BalasHapus

Untuk Komentar Pilih: Name/URL