14 Desember 2009

Media Sebagai Realitas Kebudayaan Baru

Menarik ketika kita bicara media dilihat dari sudut pandang Sosiologi. Media dalam kehidupan sehari-hari ada dua macam cetak dan elektronik. Disamping ada Nasional, komersial dan lokal. Pada kenyataannya media membawa realitas kebudayaan baru.

Apa itu realitas? Menurut Durkheim realitas adalah segala hal yang terjadi di dalam masyarakat hubungannya dengan proses-proses sosial dan interaksi. Kemudian disebut dengan empirisme yang bisa di amati secara eksternal dan objektif.

Pada masa seperti ini, Alfin Toffler (Fukuyama, 2005) telah menggambarkan bahwa setelah era industrialisasi masyarakat akan memasuki era informasi. Pada masa era informasi realitas itu sudah berubah yang kemudian muncul dengan istilah Hyper Reality sebuah realitas yang mengandung rekayasa, pencintraan yang terjadi dalam media. Menurut Jean Bourdillard (Heru Nugroho, 2009) realitas yang tidak ada asal-usulnya, tidak ada rujukan atau referensi. Misalnya dalam komedi suami-saumi takut istri. Tafsir dari komedi tersebut, sebenarnya apa idiologi dibalik itu? Apa spirit dibalik itu?

Ada juga yang membuat citra (image) bahwa perempuan yang gemuk itu jahat, cantik itu putih berambut lurus, dll, dari mana sumbernya, tidak ada referensi yang jelas maka ada istilah yang disebut hyper reality. Hyper reality menurut Heru Nugroho sebagai realitas yang penuh dengan rekayasa yang ditampilkan setiap hari di layar TV (magic on the wall) sering kita pelototi setiap hari, sebuah kotak kecil (bahkan sekarang ditempel di dinding) tetapi membawa pengaruh yang besar bagi perubahan-perubahan sosial.

Sebagai seorang yang kritis yang perlu diperhatikan adalah media TV yang membawa pengaruh yang cukup kuat, disatu sisi bisa menjadi alat untuk membangun persatuan, kebaikan, dan hal-hal yang positif seperti ilmu pengetahuan namun disisi yang lain juga bisa merusak moral bangsa dengan spirit dan idiologi kapitalisme, feminisme, hedonisme, komersialisme, konsumerisme, dll. maka yang perlu diperhatikan juga adalah siapa yang membuat media, untuk apa media itu, bagaimana isi dari media itu bagi moral, terutama akhlak dan aqidah kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Komentar Pilih: Name/URL